header-ads

header ads

Proses Radang dan Penyembuhan Jaringan

For Educational Purposes Only Not a Substitute for Medical Advice!


Pertahanan hidup semua organisme mengharuskan terjadinya eliminasi benda asing, misalnya agen yang mengakibatkan infeksi, dan jaringan yang rusak. Fungsi-fungsi ini dibantu oleh respons tubuh yang komplek, yang disebut radang. Radang merupakan suatu respons perlindungan yang melibatkan sel tubuh, pembuluh darah, serta protein dan mediator lain dengan tujuan mengeliminasi penyebab utama jejas sel, demikian pula sel nekrotik dan jaringan sebagai akibat pengaruh awal, dan memulai proses pemulihan jaringan. Upaya radang untuk melakukan proteksi adalah dengan mengencerkan, merusak, atau menetralkan agen berbahaya seperti mikroba maupun toksin. Walaupun radang membantu menghilangkan infeksi dan stimulus membahayakan lainnya dan memulai proses penyembuhan jaringan, reaksi radang dan proses penyembuhan jaringan dapat pula mengakibatkan kerugian.
Komponen reaksi radang yang merusak dan mengeliminasi mikroba dan jaringan mati dapat juga mengakibatkan jejas pada jaringan normal. Karena itu, jejas bisa disertai reaksi radang normal yang menguntungkan, dan kerusakan bisa menjadi gambaran dominan apabila reaksi berlebihan misalnya pada infeksi yang berat. Sel dan molekul untuk pertahanan diri, termasuk leukosit dan protein plasma, biasanya beredar di dalam darah, dan tujuan reaksi radang adalah agar sel dan molekul tersebut dialirkan ke tempat infeksi atau jaringan yang mengalami cedera. Sebagai tambahan, sel yang berada di dinding pembuluh darah dan sel serta protein dari matriks ekstrasel juga terlibat dalam proses peradangan dan pemulihan jaringan.
Radang bisa akut atau kronik. Radang akut terjadi cepat dan memakan waktu singkat, berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa hari, dan memberikan gambaran khas timbulnya cairan dan eksudasi protein plasma dan akumulasi leukosit neutrofil yang banyak. 
Radang kronik terjadi secara bertahap, dalam period yang lebih lama (hitungan hari hingga tahun), dan ditandai dengan penimbunan limfosit dan makrofag disertai proliferasi vaskular dan fibrosis (jaringan parut).

Radang diinduksi oleh mediator kimia yang dihasilkan oleh sel tubuh untuk merespons stimulus yang merugikan. Ketika mikroba masuk ke dalam jaringan atau jaringan menjadi cedera, infeksi atau kerusakan diketahui oleh sel tubuh, terutama makrofag, tapi juga sel dendrit, sel mast, dan sel lainnya. Sel-sel tersebut mensekresi molekul (sitokin dan mediator lain) yang menginduksi dan mengatur respons radang selanjutnya. Mediator radang juga diproduksi dari protein plasma yang bereaksi dengan mikroba atau terhadap jaringan yang cedera. Beberapa mediator akan menyebabkan aliran plasma dan pengumpulan leukosit yang beredar menuju tempat di mana agen yang mengganggu berada. Leukosit akan diaktifkan dan akan menghilangkan agen yang mengganggu melalui fagositosis. Efek samping yang merugikan akibat pengaktifan leukosit adalah kerusakan pada jaringan normal.Manifestasi eksternal dari radang, seringkali disebut tanda kardinal, adalah panas (kalor), warna kemerahan (rubor), bengkak (tumor), nyeri (dolor), dan hilangnya fungsi (functio laesa).

Radang secara normal terkendali dan membatasi diri. Mediator dan sel akan teraktifkan hanya terhadap respons yang merugikan dan berumur singkat, dan akan terjadi degradasi atau menjadi inaktif apabila agen penyebab jejas  tereliminasi. Sebagai tambahan, berbagai mekanisme anti-radang menjadi aktif. Apabila agen yang merugikan tidak dapat segera dihilangkan, akan terjadi radang kronik, yang dapat menimbulkan berbagai akibat patologis yang gawat.

  1. Radang merupakan respons pertahanan tubuh terhadap benda asing dan jaringan nekrotik, tetapi radang itu sendiri bisa mengakibatkan kerusakan jaringan.
  2. Komponen utama radang adalah reaksi vaskular dan respons sel, keduanya diaktifkan oleh mediator yang berasal dari protein plasma dan berbagai sel.
  3. Respons radang dapat diingat sebagai 5 langkah: (1) pengenalan agen merugikan, (2) pengumpulan leukosit, (3) pembuangan agen penyebab, (4) regulasi (kontrol) respons, dan (5) resolusi (pemulihan jaringan).
  4. Hasil radang akut ialah eliminasi stimulus yang merugikan, diikuti penurunan reaksi dan pemulihan jaringan nekrotik, atau jejas menetap yang mengakibatkan radang kronik.


Sumber:
Kumas V, Abbas AK. Robbin’s Basic Pathology. 9th ed. Philadelphia: Elsevier; 2013.


Respect Copyrights: Cite this website as source. Thank You!
Artikel Terkait:

Post a Comment

0 Comments