header-ads

header ads

Adaptasi Sel Terhadap Stres

For Educational Purposes Only Not a Substitute for Medical Advice!

Ketika sel menghadapi stres fisiologis atau rangsang patologis sel dapat beradaptasi mencapai kondisi baru dan mempertahankan viabilitas dan fungsinya. Respons adaptasi utama adalah hipertrofi, hiperplasia, atrofia, dan metaplasia. Apabila kemampuan adaptif berlebihan atau stres eksternal berbahaya, maka sel mengalami jejas.

Hipertrofia

Hipertrofia adalah meningkatnya ukuran sel yang mengakibatkan organ bertambah besar. Sebaliknya hiperplasia adalah penambahan jumlah sel yang terjadi karena proliferasi sel yang telah mengalami diferensiasi dan penggantian sel oleh sel punca (stem cell). Hipertrofia dapat terjadi secara fisiologis atau patologis dan disebabkan oleh kebutuhan fungsional yang meningkat atau stimulasi faktor pertumbuhan atau hormonal.
  1. Pembesaran fisiologis uterus selama kehamilan terjadi karena hipertrofia otot polos dan hiperplasia otot polos akibat pengaruh estrogen. Keadaaan berlawanan dalam respons terhadap tuntutan meningkat terjadi pada otot serat lintang di otot skeletal dan jantung yang hanya dapat melakukan hipertrofia karena set otot dewasa mempunyai kapasitas bertambah yang terbatas, sehingga seorang atlet angkat besi pembesaran ototnya karena proses hipertrofia.
  2. Contoh hipertrofia sel patologis adalah pembesaran jantung akibat hipertensi atau penyakit katup aorta
Hiperplasia
Hiperplasia terjadi apabila jaringan mengandungi populasi sel yang mampu bereplikasi. Hal tersebut dapat terjadi bersama dengan hipertrofia dan sering terjadi karena stimulus yang sama. Hiperplasia dapat terjadi fisiologis ataupun patologis. Pada kedua keadaan proliferasi sel dirangsang oleh faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh berbagai jenis sel.
  1. Dua jenis hiperplasia fisiologis ialah: (1) hiperplasia hormonal, contoh pada proliferasi epitel kelenjar-kelenjar payudara saat pubertas dan saat kehamilan dan (2) hiperplasia kompensatorik, keadaan dimana jaringan sisa akan bertambah setelah pengeluaran atau hilangnya bagian dari suatu organ.
  2. Umumnya hiperplasia patologis disebabkan oleh stimulus hormon dan faktor pertumbuhan yang meningkat. Contoh setelah siklus haid normal akan terjadi pertambahan proliferasi epitel uterus yang biasanya dipengaruhi ketat oleh hormon hipofisis dan hormon estrogen ovarium dan dihambat oleh progesteron. Namun apabila terjadi gangguan keseimbangan estrogen dan progesteron akan terjadi hiperplasia endometrium, yang merupakan penyebab tersering dari gangguan siklus haid.
Atrofia

Menyusutnya ukuran sel akibat hilangnya substansi sel disebut atrofia. Apabila mengenai jumlah sel yang cukup banyak, seluruh jaringan atau organ akan mengecil ukurannya, menjadi atrofik. Walaupun sel-sel atrofik menurun fungsinya, sel tersebut tidak mati.
Termasuk penyebab atrofia, ialah berkurangnya beban kerja pada imobilisasi tungkai untuk memungkinkan penyembuhan fraktur, hilangnya persarafan, berkurangnya suplai darah, nutrisi yang tidak adekuat, hilangnya stimulasi endokrin, dan penuaan (atrofia senilis). Walaupun beberapa stimulus tersebut bersifat fisiologis yaitu berkurangnya stimulasi hormonal pada menopause dan lainnya patologis pada denervasi, kelainan dasar sel bersifat identik.
Perubahan itu menggambarkan kemunduran sel menjadi ukurannya lebih kecil namun sel dapat bertahan hidup suatu keseimbangan baru terwujud antara ukuran sel dan berkurangnya suplai darah, nutrisi atau stimulasi trofik. Mekanisme atrofia merupakan kombinasi antara sintesa protein yang menurun dan degradasi protein dalam sel.
Metaplasia

Metaplasia adalah perubahan reversibel yaitu satu jenis sel dewasa (sel epitel atau mesenkim) digantikan oleh sel dewasa jenis lain. Dalam adaptasi sel ini, suatu sel yang sensitif terhadap suatu stres tertentu diganti oleh sel lain yang lebih mampu bertahan terhadap lingkungan yang tidak menopang. Metaplasia diperkirakan terjadi karena sel punca (stem) diprogram kembali agar mengikuti jalur baru dan bukan perubahan fenotipe (perubahan diferensiasi) daripada set yang telah mengalami diferensiasi.
  1. Hipertrofia: penambahan ukuran sel dan organ, sering merespons terhadap beban kerja yang bertambah; diinduksi oleh faktor pertumbuhan yang dihasilkan akibat stres mekanik atau stimulus lain; terjadi pada jaringan yang tidak mampu melakukan pembelahan sel.
  2. Hiperplasia: penambahan jumlah sel untuk merespons hormon dan faktor pertumbuhan lain; terjadi pada jaringan yang mempunyai sel yang mampu membelah atau mempunyai persediaan cukup sel punca (stem).
  3. Atrofia: melisutnya ukuran sel dan organ, akibat suplai nutrien yang kurang atau tidak/kurang digunakan; dikaitkan dengan menurunnya sintesa blok pembangun sel dan meningkatnya kerusakan organel sel.
  4. Metaplasia: perubahan fenotipe sel yang telah berdiferensiasi, sering akibat iritasi kronik, sehingga sel lebih mampu menghadapi stres; biasanya diinduksi melalui jalur diferensiasi sel stem yang berubah; dapat mengakibatkan fungsi yang menurun atau peningkatan kecenderungan transformasi menjadi ganas.

Sumber:
Kumas V, Abbas AK. Robbin’s Basic Pathology. 9th ed. Philadelphia: Elsevier; 2013.

Respect Copyrights: Cite this website as source. Thank You!
Artikel Terkait:

Post a Comment

0 Comments